Film dan games saat ini sudah masuk dan melekat pada dunia anak-anak. Bahkan saat ini banyak ditemukan anak-anak usia sekolah dasar bermain game online di warnet . begitu pula dengan film, sekarang di televisi banyak sekali film-film sejenis kartun yang diputar, dan film-film ini seperti sudah menjadi konsumsi sehari-hari para anak. Tak jarang kita lihat anak-anak duduk manis didepan televisi berjam-jam hanya untuk menonton film kartun/ film anak-anak yang disukainya. Bahkan baru bangun tidur sekalipun anak-anak banyak yang langsung nongkrong didepan televisi dan tidak akan beranjak dari sana kalau orang tuanya tidak berteriak-teriak atau menyeretnya dari depan televisi. Oleh karena itu para orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan apa yang pantas untuk si buah hati dan memberi pengawasan yang baik namun tidak protectif agar si anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Data Umum | Jenis : film Judul : Teletubbies 10 Happy Birthday Vol. 2 Durasi : 48 menit 39 detik Tahun : 2008 | Jenis : Game House Judul : Jigsaw Durasi : Tak terbatas |
Penyampaian Content | Disajikan dalam bentuk film (dilengkapi dengan music, gambar full color) | - Game full color dengan berbagai pilihan gambar - Game ini disajikan dalam bentuk puzzle |
Content | Bercerita tentang teletubbies bermain-main, senam/ olahraga, makan kue tubbie, menari, melihat binatang beruang dan singa, melihat anak-anak belajar menari Irlandia, melihat anak-anak merayakan ulang tahun sambil minum teh dan makan biscuit. | Menu : berisi tentang berbagai macam pilihan gambar (binatang, buah-buahan, alam, kartun dll) |
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil | - Mengenalkan kepada anak tentang kebersamaan - Mengenalkan kepada anak tentang berolahraga, tarian Irlandia. - Mengenal binatang (beruang dan singa) | - Pemain diharapkan bisa menyelesaikan puzzle tersebut dengan tepat dalam waktu secepat mungkin. - Mengenalkan kepada anak-anak khususnya tentang macam-macam binatang, buah-buahan dsb. - Melatih anak untuk berfikir cepat dan tepat - Melatih koordinasi mata dan tangan - Melatih kesabaran |
Sasaran pembaca/ penonton | - Semua umur namun lebih cocok untuk anak usia prasekolah sampai sekolah dasar - Cocok untuk laki-laki maupun perempuan | - Untuk anak usia sekolah dasar hingga dewasa. Karena anak usia sekolah dasar sudah mulai bisa mengoperasikan computer dan sudah cukup mampu untuk memainkan game ini. - Cocok untuk laki-laki maupun perempuan |
Pengemasan media (kelebihan dan kelemahan) | Kelebihan: - Penyampaian pesan atau isi film mudah dipahami oleh anak-anak - Bahasa yang dipakai mudah dimengerti oleh anak-anak - Terdapat pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga mempermudah anak untuk meniru, mencontoh atau mengingatnya. Kekurangan: - Bagi orang yang lebih besar film ini mungkin membosankan - Durasi antara pembuka film ke isi pesan yang ingin disampaikan terlalu lama | - Tampilan lebih menarik dan pilihan lebih banyak - Karena game ini dimainkan di computer, mungkin dapat menyulitkan anak, terutama yang masih sulit mengoperasikan computer ataupun anak-anak tidak tahu bagaimana cara memainkannya. |
Teori yang relevan | - Playmates & friend Lebih suka bermain dengan anak seumurnya, dimana yang dilakukan dalam berteman: melakukan hal-hal bersama, saling berbagi, saling membantu dan saling menjaga (psychososial development pada usia early childhood) - Fantasi = realita Dimana anak berbuat seolah-olah sesuatu yang tidak nyata menjadi nyata. Ex. Minum teh dan makan biscuit saat ulang tahun. (Cognitive Development pada masa early Childhood) | - Teori Gestalt : belajar dimulai dari suatu keseluruhan kemudian menuju bagian-bagian. Ex: individu belajar menyusun puzzle (dianggap sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan bagian dari keseluruhan itu ialah; dari menyusun puzzle itu, individu melatih kesabarannya, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih logika, dan memperluas pengetahuan ( anak disini juga belajar tentang warna, bentuk, angka dan huruf). (Wolfgang Kohler). - Praoperasional : anak mulai bias mengabstrasikan lepas dari yang kongkrit (Tahap perkembangan kognitif, Jean Piaget) |
Analisis dari kedua media :
- Film Teletubbies: bermain adalah bekerja bagi anak. Itulah ungkapan yang cocok untuk mengambarkan dunia anak-anak. Sehingga bermain bias dikatakan sebagai suatu keharusan yang dilakukan oleh anak. Karena dari sinilah anak-anak mulai belajar, baik itu belajar pengetahuan atau belajar berteman. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan psikososial anak tentang playmates & friends. Dimana anak disini belajar bagaimana caranya berbagi dengan teman, saling membantu, dan juga saling menjaga. Kegiatan-kegiatan seperti ini juga terlihat di dalam film teletubbies yaitu mereka saling menyayangi, bermain bersama, apabila salah satu dari mereka tidak ada maka anak yang lain akan menanyakan bahkan mencarinya. Selain itu anak-anak juga bias diajak untuk berfantasi. Jadi, apa yang sebenarnya tidak ada dihadapan mereka dianggap seolah-olah ada. Hal yang demikian ini sering ada di dalam film teletubbies. Misalnya pada acara ulang tahun bear, anak-anak di beri suguhan berupa teh dan biscuit. Akan tetapi, gelas yang diberikan pada anak-anak tersebut tidak ada isinya dan mereka juga berpura-pura makan biscuit padahal pada kenyataannya mereka tidak makan apa-apa. Fenomena ini merupakan bagian dari tahap perkembangan kognitif early childhood.
- Game Jigsaw: permainan puzzle bias dimainkan oleh berbagai umur, bahkan ketika anak masih belum memasuki usia sekolah. Pada tahap perkembangan kognitif Piaget dikategorikan pada tahap praoperasional. Dimana anak usia ini sudah mulai bias mengabstraksikan sesuatu walaupun belum secara kogkrit. Anak mulai mampu melihat situasi problematic, yakni memahami bahwa sebuah keadaan mengandung masalah, lalu berpikir sesaat. Seusai berfikir ia memperoleh reaksi ‘aha’, yaitu pemahaman untuk memecahkan masalah versi anak-anak. Dengan reaksi ‘aha’ kemudian masalah tadi ia pecahkan. Hal ini bias diterapkan pada permainan puzzle. Pada saat anak melihat keeping-keping puzzle yang berantakan (dianggap sebagai situasi problematic), kemudian anak berfikir sesaat (bagaimana cara ia menyusun keeping-keping puzzle tersebut supaya menjadi utuh), kemudian anak mendapatkan pemecahannya (ia mulai bekerja memadupadankan sesuai bentuk, gambar serta warnanya, memutar-mutar keping tersebut untuk mendapatkan posisi yang tepat. Dan akhirnya is bisa menyelesaikannya.
My opinion/ conclusion :
Saya pribadi sebenarnya lebih menyukai permainan jigsaw, karena banyak pilihan gambar dan tidak membosankan. Selain itu, dalam game ini juga terdapat level dimana kita bisa memainkan dari yang level paling mudah sampai yang paling sulit, sehingga ketika kita memainkan pada level yang paling sulit kita akan merasa tertantang untuk menyelesaikannya dan juga sekaligus melatih kesabaran kita.
Sedangkan untuk media yang satu lagi yaitu film Teletubbies, menurut saya lebih cocok di tonton oleh anak-anak. Karena untuk orang dewasa film ini sangat membosankan sekali. Akan tetapi untuk balita dan anak-anak ini sangat bagus untuk dilihat karena akan membantu mereka dalam belajar dan mengenal tentang dunia mereka. Jadi, dari masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga diharapkan kepada para orang tua untuk bisa memilihkan media yang sesuai serta tepat bagi anak-anaknya.