Rabu, 13 Juni 2012

REVIEW BUKU "FAMILY TRAVELER" (Psikologi Keluarga)


Judul Buku      : Family Traveler
Pengarang       : Angnes Tri Harjaningrum
Penerbit           : Lingkar Pena

Traveling..?? membayangkan saja rasanya pasti menyenangkan. Begitulah kira-kira pikiran kebanyakan orang ketika mendengar kata tersebut. Hhmmmm.. bagaimana tidak? yang terbesit dalam pikiran adalah membayangkan mengunjungi tempat baru yang indah yang menawarkan kesenangan. Sehingga hal ini akan menimbulkan perasaan excited. Namun jangan salah, ternyata banyak juga orang yang gak suka sama traveling. Banyak juga alasannya, mulai dari gak ada biayalah, ngabis-abisin duit, atau mungkin memang gak memilki jiwa petualang. Hihi. Tapi, kebanyakan sih biasanya emang masalah budget. Kalau memang itu masalahnya sih, tenang aja. Dalam buku ini dijelaskan bahwa liburan itu gak harus mahal dan menghabiskan biaya. Sedangkan bagi orang yang memang berjiwa petualang dan suka traveling buku ini tepat untuk dijadikan bahan referensi anda dalam melakukan perjalanan traveling.
            Selanjutnya yang perlu diketahui, bahwa ternyata kegiatan traveling itu bukan Cuma aktivitasnya muda-mudi atau orang dewasa saja. Anak-anak pun bisa turut dilibatkan. Bagaimana bisa? Untuk lebih jelasnya silahkan menyimak dengan baik tulisan-tulisan yang akan saya kemukakan. Hehe.. yang terfikirkan oleh kita adalah umumnya orang yang pergi traveling itu hanya untuk kepentingan dan kesenangan pribadi saja. Namun, pernahkah terfikir untuk melakukan traveling bersama keluarga. Saya yakin pasti banyak orang yang berfikir ulang untuk melakukannya. Alasanya macam-macam, bisa karena ribet, atau mungkin ada yang menganggapnya kurang seru kalau liburan bersama keluarga. Apalagi kalau bawa anak-anak, wuiiiihhh.. pasti gak kebayang ribetnya. Belum lagi kalau anak rewel. Alih-alih bisa have fun, yang ada malah badan jadi remuk. Eits.. jangan negative thinking dulu lahhhhh. Dalam buku ini disediain juga tips-tips bagaimana bisa membuat liburan bersama keluarga menjadi seru dan menyenangkan. Ada juga cerita mengenai pengalaman-pengalaman penulis sendiri saat liburan bersama suami dan kedua anaknya yang masih kecil. Dimana hal ini mungkin bisa memberi gambaran kepada anda yang ingin melakukan traveling bersama keluarga. Buku ini adalah potret sebuah keluarga traveler yang berhasil mewujudkan jalan-jalan bersama yang seru, inspiratif, menyenangkan, dan edukatif. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan tips dan trik liburan murah meriah bersama anak, memperoleh penghasilan tambahan saat liburan, membuat rencana perjalanan, memilih hotel/ penginapan murah dan nyaman.
            Buku ini menggambarkan kisah-kisah perjalanan yang sebagian besar dilakukan di Eropa. Namun bagi anda yang ingin mencoba traveling keliling Indonesia bersama keluarga. buku ini bisa dijadikan sumber referensi anda dalam melakukan perjalanan yang menyenangkan dan membuat liburan anda bersama keluarga menjadi bermakna.
            Kisah-kisah perjalanan inspriratif yang dipaparkan dalam buku ini juga bisa menjadi bahan masukan dalam mendidik putra-putri anda.bagaimana cara orang tua mendidik anak-anaknya supaya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, kreatif dan percaya diri. selain itu orang tua juga bisa belajar atau mengambil pelajaran/ hikmah yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut. salah satunya adalah ketika anak ingin mengekspresikan imajinasi mereka yang sangat luar biasa dalam bentuk karya atau semacamnya. Lalu bagaimanakah seharusnya sikap orang tua?. Dibuku ini anda akan menemukan jawabannya.
            Inti dari buku “famili traveler” ini adalah bahwa mendidik anak bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan teknik. Tergantung dari orang tua menginginkan anaknya menjadi seperti apa. Dalam buku ini digambarkan bahwa melalui traveling dan mengunjungi berbagi tempat dimanapun itu, bisa dijadikan sebagai sarana mendidik dan belajar baik bagi orang tua maupun anak.
Pembahasan Singkat
Menurut Kristie Bunney, M.A., seorang spesialis dalam bidang Early Childhood Development. Menurutnya, kemanapun kita membawa anak-anak pergi , entah ke taman, museum, pantai, pabrik, perpustakaan, peternakan atau tempat sesedarhana apapun asalkan aman, semua itu bisa menyalakan imajinasi mereka. Pergi ke tempat-tempat tersebut juga bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak, membuat mereka lebih antusias melihat kehidupan dan membuat mereka menjadi senang belajar. Karena menurut Kristie cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar adalah melalui pengalaman.
Mendidik anak tidak harus selalu dilakukan dengan cara yang kaku. Dengan aturan yang beraneka macam. Memberi hukuman bila anak melakukan kesalahan. Tidak melulu seperti itu. Namun orang tua bisa melakukannya sebagaimana yang dicontohkan oleh penulis dalam buku “family traveler” ini. Salah satunya adalah dengan melakukan perjalanan dan mengunjungi berbagai macam tempat. Dari tempat-tempat tersebut pasti ada hal yang bisa dipelajari dan diambil manfaatnya. Sebagai contoh, penulis sebelum melakukan perjalanannya kesuatu tempat bersama keluarga pasti merencanakan terlebih dahulu dan mempersiapkan segala sesuatunya. Nah, dalam persiapan tersebut sebaiknya diberikan juga “misi (tugas)” yang harus anak-anak selesaikan selama perjalanan tersebut. misi yang diberikan bisa bervariasi tentunya disesuaikan juga dengan tempat yang akan dikunjungi. Adapun tujuan dari pemberian misi ini adalah untuk melatih anak belajar bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. hal yang demikian ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendidik anak secara edukatif dan menyenangkan. 

Minggu, 08 April 2012

Analisis Film Psikologi Keluarga "Wedding Dress"

Gambaran Isi Film

Film ini  mengisahkan tentang kehidupan seorang single parent (ibu) dan anaknya yang bernama Kang So Ra. Disini diceritakan bahwa ayah So Ra sudah meninggal. Sehingga So Ra hanya tinggal berdua dengan ibunya. Karena ibunya sibuk bekerja maka So Ra seringkali pergi ke tempat tantenya. Bahkan ibunya tidak pernah memasak, dan setiap kali waktu makan, maka So Ra maupun ibunya akan datang ke tempat tantenya untuk makan bersama-sama. Hal ini tidak lain disebabkan karena ibu So Ra sangat sibuk. Sehingga tidak jarang pula So Ra merasa kesepian karena harus sendirian dirumah. Adapun pekerjaan ibu So Ra adalah desainer gaun pengantin. Sehingga setiap waktu selalu disibukkan dengan pesanan gaun pengantin baru sampai-sampai hampir tidak pernah bermain bersama atau berjalan-jalan dengan anaknya. Bahkan So Ra pun hampir tidak mempunyai teman disekolah, karena ia seringkali bersikap menjengkelkan kepada teman-temannya. Selain itu ia juga sulit untuk berbagi sesuatu yang ia miliki dengan temannya dan terkadang juga bersikap buruk. Oleh karena itulah ia dijauhi oleh teman-temannya.
            Cerita terus berlajut sampai suatu hati hari setelah acara makan malam di rumah tantenya ibu So Ra tiba-tiba pingsan. Dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Saat itulah tante dan paman So ra mengetahui bahwa ibu So Ra mengalami sakit yang parah dan mematikan. dan sebelum kejadian pingsan itu sebenarnya ibu So Ra sudah mengetahui kalau dia sakit. Namun ia terus merahasiakannya dari keluarganya dan juga So Ra. Namun, walaupun So Ra masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak benar dengan ibunya. Kemudian ketika ia makan malam di rumah tantenya, tiba-tiba ia memanggil tantenya dan memintanya untuk mengantarkannya pulang kerumah. Karena kebetulan waktu itu ibunya sedang bekerja. Dalam perjalanan pulang, So Ra bertanya pada tantenya, “apakah ibunya sedang sakit?”. Karena akhir –akhir ini So Ra sering melihat ibunya minum obat yang sangat banyak dan muntah-muntah. Dan tantenya pun bingung bagaimana harus mengatakannya, karena ibu So Ra memintanya untuk merahasiakan sakitnya terhadap So Ra. Dan akhirnya tantanya menjawab “ iya, memang benar ibumu sedang sakit, tapi dengan berdoa, minum obat dengan baik dan pergi kerumah sakit maka ibumu pasti akan baik-baik saja”. Namun, So Ra tidak percaya begitu saja. Dan bertanya lagi. “ apakah ibu akan meninggal?” berapa lama lagi waktu yang tersisa untuk ibu?”. Tantenya pun merasa sangat kasihan pada So Ra dan bingung bagaimana cara mengatakan hal yang sebenarnya. Walaupun demikian tentenya meyakinkan pada So Ra bahwa ibunya akan baik-baik saja. Selain itu, So Ra juga meminta kepada tantenya agar merahasiakan pembicaraan tadi dari ibunya. Ia takut ibunya akan sedih.
            Ibu So Ra selalu membelikan ini dan itu untuk So Ra baik itu video game, sepeda baru, TV baru. Namun, sebenarnya So Ra tidak menginginkannya, ia hanya ingin ibunya berada disampingnya dan menemaninya. Sejak mengetahui ibunya sakit So Ra mulai berusaha untuk bersikap baik. namun, tidak jarang pula ia merasa kesal. Karena sikapnya yang buruk ia dimarahi ibunya. Dan ia pun membela diri. hal ini, tidak hanya terjadi sekali dua kali. So Ra benar-banar merasa marah dengan keadaan, karena ia selalu merasa kesepian dan akhirnya pun orang satu-satu yang ia miliki, yaitu ibunya, akan meninggalkan dia pula.

Analisis

            Penyebab single parent ada beberapa macam, antara lain single parent karena ditinggal mati oleh pasangan hidupnya atau karena perceraian. Nah, dalam film ini menceritakan kisah seorang ibu yang menjadi single parent karena di tinggal mati oleh suaminya. seperti yang telah diketahui, orang tua single parent mempunyai tugas yang lebih berat daripada orang tua yang masih utuh (ada ayah ada ibu). Mengapa demikian?. Seorang single parent mempunyai dua peran yang berbeda dalam kehidupannya, hal ini tidak lain ditujukan agar tugas perkembangan anak mampu berkembang dengan baik. karena pada umumnya seorang anak harusnya dibesarkan oleh seorang pria (sebagai ayah) dan wanita (sebagi ibu). Namun, hal ini menjadi berbeda apabila salah satu diantaranya tidak ada. Maka mereka harus mejalankan peran yang berbeda yaitu merangkap jadi ibu sekaligus sebagai ayah. Dan otomatis beban yang dipikul pun lebih berat. Dalam hal ini, ibu So Ra menjadi bekerja hampir disepanjang waktu karena menggantikan tugas ayah sebagai pencari nafkah. Sehingga So Ra merasa kesepian karena kurang menerima kasih sayang dari ibu. Dan ia lebih sering mengahabiskan waktunya sendiri karena ia pun tidak memiliki teman dan susah bergaul. Biasanya, ketika seorang ibu tunggal bekerja berlebihan, konflik hubungan orang tua dengan anak cenderung meningkat. Ibu yang demikian menjadi kurang perhatian dan kurang penerimaan, anak mereka cenderung menunjukkan perilaku bermasalah. Begitu pula dengan So Ra,ia juga menunjukkan perilaku yang kurang baik, seperti pemarah, sulit bergaul, tidak mau berbagi dengan orang lain. Yang demikian ini dipengaruhi oleh pengasuhan orang tua. Dimana orang tua So Ra selalu sibuk bekerja, sehingga jarang ada waktu untuk bersama So Ra, bermain, berjalan-jalan maupun mendengarkan keluh kesah So Ra. Sehingga ia terbiasa untuk memendamnya sendiri. Dan So Ra mempunyai cara bagaimana supaya ia bisa bersama dengan ibunya, ketika musim hujan tiba ia selalu tidak mau membawa payung ke sekolah, meskipun ia sudah diingatkan oleh ibunya untuk membawa payung. Sehingga ketika tiba saat pulang sekolah, ia bisa menghubungi ibunya untuk menjemputnya ke sekolah.
            Sebagai seorang pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar diresapi dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Ibu So Ra terkadang memarahi anaknya karena ia tidak mau bersikap baik kepada orang lain. Namun, ibu So Ra sendiri tidak memberikan contoh nyata kepada So Ra bagaimana seharusnya perilaku yang baik. karena ia sendiri jarang menemani So Ra. Seperti yang terlihat dalam film ketika So Ra dan ibunya sedang makan malam bersama dirumah tantenya. So Ra dan kakak sepupunya saling berargumen yang akhirnya membuat keduanya sama-sama jengkel. Kemudia kakak sepupunya memasukkan sendok bekas makanannya ke mangkuk So Ra, dan tentu saja hal ini membuat So Ra semakin marah karena ia jijik dengan sesuatu hal yang bekas dari orang lain. Dan ia pun tidak mau melanjutkan makannya. Karena tidak tahan ibunya pun marah-marah kepada So Ra dan berkata “ siapa yang akan menerimamu jika kamu selalu bersikap seperti ini” dan So Ra pun menjawab “ ibu saja yang menerima ku seperti ini, aku tidak butuh orang lain”. Mengetahui kenyataan tersebut keduanya sangat sedih. Ibu So Ra merasa bersalah karena tidak banyak menghabiskan banyak waktunya bersama So Ra padahal waktu hidupnya hanya tinggal sebentar. Sedangkan So Ra ingin ibunya selalu disampingnya, namun, ketika ibunya mulai mengajaknya jalan-jalan dan bermain ternyata ibunya sakit dan akan meninggalkannya. Meskipun jarang menemani So Ra, ibunya selalu membelikan So Ra ini dan itu. Padahal sebenarnya So Ra tidak membutuhkannya. Ia hanya butuh ibunya ada disisinya.
            Dengan sikap ibu So Ra yang demikian, bisa menciptakan kondisi yang mendorong anak untuk gagal. Seperti selalu terburu-buru di pagi hari karena sibuk akan pekerjaan sehingga tidak sempat menyiapkan sarapan atau bercanda dengan anak, meninggalkan anak tanpa orang dewasa di dekat mereka. Meskipun So Ra kadang dititipkan oleh ibunya di tempat tantenya, namun tantenya juga tidak bisa terus mendampinginya karena ia sendiri juga punya anak dan suami yang harus diurusnya. Dan tidak menyediakan anak waktu untuk berkeluh kesah, bertukar pikiran, dan berdiskusi. Pola asuh yang demikian ini bisa dikategorikan sebagi pola asuh permisif, dimana orang tua hanya memberikan ini dan itu kepada anak, namun jarang mendampinginya. Sehingga anak merasa kesepian dan tidak ada tempat untuk berkeluh kesah, dan cenderung menjadi pemurung. Meskipun orang tua masih mengingatkan kalau anaknya berbuat salah namun, sama saja kalau orang tua tidak memberikan contoh.
            Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa single parent pun bisa menjadi orang tua yang baik dan berhasil dalam mendidik anaknya apabila orang tua tersebut mampu menjalankan perannya sebagai orang tua secara baik dan seimbang. Misalnya seperti, sesekali mengajak anak-anak jalan-jalan dan tidak selalu sibuk dengan pekerjaan, mendampingi anak belajar (sehingga anak bisa bertanya kalau misalnya ada sesuatu yang tidak ia mngerti) dan lain sebagainya.

Referensi
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6308199211_1693-3029.pdf

Minggu, 26 Februari 2012

Analisis Film Dewasa Usia Lanjut Berdasarkan Film " I am Sam "

PENGANTAR
Disini saya akan membahas tentang perkembangan pada masa dewasa yang akan dilihat dari sebuah film yang berjudul “I am Sam”. Film ini bercerita tentang kisah seorang ayah yang mengalami keterbelakangan mental, namun ia harus merawat anaknya. Dan yang menjadi masalah disini adalah ia mengalami kesulitan untuk menjadi seorang ayah yang sempurna di mata orang lain. Karena semua orang memandang bahwa ia tidak bisa mendidik putrinya dengan baik, maka putrinya di ambil oleh departeman keluarga dan anak untuk dirawat. Namun, Sam tidak menyerah begitu saja. Sam berusaha membuktikan kepada orang lain bahwa ia mampu mendidik anaknya karena dia adalah ayahnya. Selain itu, ia juga menyewa seorang pengacara bernama Rita Harisson yang akan membelanya di pengadilan agar bisa mendapatkan hak asuhnya kembali atas anaknya (Lucy). Dengan segala keterbatasannya ia berusaha membuktikan bahwa ia layak untuk menjadi seorang ayah.
Tokoh yang akan saya bahas lebih mendalam adalah Sam. Tentang bagaimana perkembangan fisik, kognitif dan sosialnya. Dan hal ini akan dilihat dari perjuangnya untuk bisa mendapatkan hak asuhnya kembali atas anaknya (lucy). Sam adalah seorang yang menderita Autism, dimana kapasitas intelektualnya hanya setara anak usia 7 tahun. namun, meskipun memiliki kekurangan ia mampu untuk bekerja dan memenuhi kebutuhannya sendiri dari hasil kerjanya di kafe starbucks. Sejak Lucy diambil oleh departemen keluarga dan anak, Sam mulai mencari penghasilan tambahan dengan cara menerima titipan untuk menjaga anjing. Dan ia juga mempunyai teman-teman yang bernasib sama sepertinya, yaitu menderita keterbelakangan mental. Namun, mereka sangat setia dan bersedia membantu Sam meskipun mereka juga mengalami kekurangan.
Perkembangan Fisik
Tahap perkembangan pada usia dewasa dapat dibagai atas beberapa bagian, antara lain:
1.      Perkembangan dewasa awal (18-40 tahun)
2.      Perkembangan dewasa madya (40-60 tahun)
3.      Perkembangan dewasa akhir (60 keatas)
Dilihat dari keadaan fisiknya, Sam berada pada tahap perkembangan dewasa awal, yaitu sekitar usia 30-an. Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan juga akan mengalami penurunan pada akhir usia dewasa awal. Banyak hal yang bisa mempengaruhi perkembangan fisik seseorang seperti merokok, alkohol, diet, obesitas dan lain sebagainya. namun, dalam kasus yang dibahas, yaitu Sam sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol, merokok dan hal-hal yang bisa menurunkan kemampuan fisiknya. Dan apabila dilihat dari segi fisik, tokoh Sam terlihat seperti kebanyakan orang normal pada umunya. Hanya saja ia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara bicaranya yang lambat dan kadang sulit dimengerti.
Perkembangan Kognitif
Menurut Anderson ( dalam Mappiare: 17) tentang perkembangan kognitif
  1.  Berorientasi pada tugas dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau kepentingan pribadi
  2.  Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan kerja yang efisien. seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
3.      Mengendalikan perasaan pribadi. seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain. 
4.      Keobjektifan. orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
5.      Menerima kritik dan saran. orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
6.      Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi. orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
7.      Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru. orang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Berdasarkan penjelasan yang di paparkan diatas tentang perkembangan pada masa dewasa, dapat diketahui bahwa banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang dialami oleh tokoh dam film I am Sam. Dimana orientasi dari penjelasan diatas lebih di peruntukkan kepada orang normal yang tidak mengalami keterbelakangan mental seperti Sam. Orang dewasa pada umumnya berorientasi pada tugas-tugas yang mereka kerjakan dan tidak condong pada perasaan diri sendiri serta dapat mengendalikan perasaan pribadi. Namun, bagaimana dengan Sam? Yang hanya mempunyai kapasitas intelektual setara anak usia 7 tahun. sebagai contoh, dalam film ini sangat jelas digambarkan bahwa orang lain yang berada di sekitarnya harus memahami dia dan keinginannya dimana hal ini terlihat pada saat Sam meminta bantuan kepada pengacara untuk  membantu menangani kasusnya, dan pada saat itu sang pengacara sedang ada tamu lain yang juga sedang berkonsultasi. Namun, Sam tidak mau menunggu dan terus mengedor-gedor pintu ruang kerja pengacara tersebut. selain itu, juga menyangkut tentang masalah kerja yang efisien. Sebagaimana yang terlihat dalam adegan, dimana setelah Sam bekerja di Starbucks selama kurang lebih 10 tahun, ia hanya diperkenankan untuk menjadi pelayan saja dan tidak diperkenankan untuk membuatkan kopi. Namun, suatu saat si pemilik kafe memberinya kesempatan untuk membuatkan kopi. Diawal-awal ia mampu membuat kopi dengan baik. namun, kemudian ia mulai kebingunagn saat mulai banyak pesanan dari pelanggan dan ia malah membuatnya menjadi berantakan. Sedangkan untuk masalah kritik dan saran, Sam juga kurang bisa menerima pendapat dari orang lain, jadi kalau dia maunya begini maka orang lain harus mengikutinya dan ia tidak bisa memahami. Contoh dalam adegan film yaitu: setiap hari rabu Sam bersama teman-temannya mempunyai kegiatan rutin makan di IHOP. Nah, pada suatu waktu Lucy mengajak ayahnya ke tempat lain. Namun Sam mengatakan bahwa hari rabu adalah waktunya di IHOP. Namun, pada kenyataannya Sam tetap pergi ke tempat yang Lucy inginkan. Dan ternyata di kafe baru tersebut Sam membuat pesanan yang tidak ada pada menu kafe tersebut, namun ia tetap bersikeras memesan makan tersebut meskipun pelayan sudah mengatakannya tidak ada dan akhirnya ia marah-marah.
Karena kapasitas intelektual Sam hanya setara dengan anak usia 7 tahun. maka, ia tidak diperkenankan untuk merawat anaknya. Karena kebanyakan orang berfikir bahwasanya bagaimana Sam akan mendidik anaknya jika ia sudah berusia lebih dari 7 tahun. maka, bisa dipastikan anaknya akan lebih pandai daripada dia. Dalam film ini ada adegan dimana Lucy di beri buku cerita oleh guru ddi sekolah. Seperti biasanya ayahnya akan membacakan buku cerita tersebut kepadanya. Namun, saat sedang membaca tiba-tiba Sam tersendat-sendat dan anaknyalah yang membenarkannya. Sehingga pada suatu ketika saat membaca buku didepan ayahnya Lucy berpura-pura tidak bisa membacanya dan menganggap dirinya bodoh dengan tujuan agar ia tidak membuat ayahnya sedih. Dan yang terjadi adalah Sam marah dan menyuruhnya untuk tetap membaca.
Menurut Piaget, orang dewasa memasuki tahap operasional formal, yaitu masa dimana memiliki kemampuan melakukan penalaran mengenai ide-ide abstrak. Hipotetik, dan yang bertentangan dengan fakta. Namun, pada kenyataannya Sam hanya mempunyai kapasitas intelektual setara anak usia 7 tahun dimana hal ini berada pada tahap operasioanal konkret, dimana penalaran yang menyerupai orang dewasa mulai muncul, namun terbatas pada realitas konkret. Dan yang perlu digaris bawahi disini adalah tahap perkembangan ini dibuat berdasarkan kategori orang normal. Jadi, dalam kasus Sam hal ini agak berbeda. Karena pada umumnya ia hanya bisa memahami apa-apa yang menurutnya benar dan tidak mau memahami atau menerima pendapat orang lain. Dan ia akan marah apabila di benarkan. Dan ia juga ingin bahwa orang-orang bisa mengerti dia dan menurutinya, tidak peduli oarng itu bisa atau tidak, punya urusan lain atau tidak.
Perkembangan Sosial

Tugas perkembangan dewasa awal
1.    -  Memilih teman bergaul
2.     -  Membentuk keluarga
3.      -Mulai bekerja
4.      -Mengelola rumah tangga
Tokoh Sam dalam film ini di gambarkan mempunyai teman akrab yang biasa membantunya. Dan mereka mempunyai hubungan baik. dimana pada hari-hari tertentu mereka melakukan kegiatan bersama-sama. Seperti yang terlihat dalam film yaitu ketika Lucy akan mulai masuk sekolah, Sam membelikannya sepatu, namun uangnya kurang untuk membeli sepatu tersebut, dan teman-temannya dengan sukarela menyumbangkan uang mereka. Selain itu, ia juga mempunyai tetangga yang bernama Annie yang membantunya mengasuh Lucy. Di tempat bekerjanya ia juga diterima baik oleh rekan-rekan sesama kerjanya.
Meskipun menderita keterbelakangan mental, Sam tetap mampu bekerja dan memenuhi kebutuhannya sendiri serta anaknya. Walaupun demikian Sam hanya mampu bekerja dalam hal pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan khusus seperti menjaga anjing atau menjadi pelayan di kafe.
Meskipun Sam memiliki anak. Namun, sebenarnya ia tidak pernah menikah. Karena Lucy adalah anak dari seorang teman yang menumpang tidur di tempatnya dan kemudian melahirkan. Setelah itu ia memberikan anaknya kepada Sam dan kemudian pergi. Sehingga Sam lah yang merawat anak tersebut. biar bagaimana pun, Sam tetap bersikap seperti layaknya seorang ayah meskipun ia mengalami keterbelakangan mental. Dan ia selalu berusaha untuk membahagiakan Lucy dengan cara apapun dan selalu menyayanginya.
Disisi lain tak jarang pula Sam menerima ejekan dari orang-orang di sekitarnya dan melihatnya dengan pandangan aneh. Namun, melihat kondisi Sam yang seperti itu, tak jarang ia tidak memedulikannya. Terkadang ia juga merasa kesal kepada orang lain karena menganggap dirinya berbeda dan tidak bisa melakukan ini dan itu seperti orang yang lainnya. Dan hal ini terjadi kepada Rita Harisson, dimana setelah pulang dari sidang Sam dan Rita mampir ke Kafe untuk membeli kopi. Kemudian Sam bersikeras untuk membayarnya. Namun Rita bilang “biar aku saja” lalu Sam marah dan mengatakan” kenapa kamu berpikiran seperti yang orang lain pikir, bahwa Sam tidak bisa”.
Dari film ini bisa dikatakan bahwa Sam memiliki hubungan sosial yang cukup baik dengan lingkungannya, hanya saja ia memerlukan adanya dukungan dari orang yang ada di sekitarnya agar ia mampu menjalani hidupnya seperti kebanyakan orang normal lainnya.

Minggu, 08 Januari 2012

Pacaran and Remaja (Kuis)


Studi Kasus
Dahulu, pacaran masih dianggap tabu oleh masyarakat. Dimana pasangan remaja yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Namun saat ini pandangan masyarakat sudah mulai bergeser. Yaitu menganggap pacaran bagi remaja adalah suatu hal yang wajar. Walaupun memang masih ada beberapa orang yang menganggapnya tabu.

Template by:
Free Blog Templates