Minggu, 08 Januari 2012

Pacaran and Remaja (Kuis)


Studi Kasus
Dahulu, pacaran masih dianggap tabu oleh masyarakat. Dimana pasangan remaja yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Namun saat ini pandangan masyarakat sudah mulai bergeser. Yaitu menganggap pacaran bagi remaja adalah suatu hal yang wajar. Walaupun memang masih ada beberapa orang yang menganggapnya tabu.
Perilaku pacaran ini sangat marak sekali dikalangan para muda-mudi.  bahkan sering muncul anggapan bahwa “ gak punya pacar berarti gak gaul” dan sebagainya. dan saat ini mulai muncul pandangan bahwa remaja itu harus punya pacar. Jadi, disini remaja berpendapat bahwa pacaran merupakan suatu keharusan. Sehingga dari sini muncullah tradisi berpacaran dimana-mana. Apalagi sekarang ini suasana dan keadaan di sekitar kita mendukung adanya perilaku pacaran ini. Misalnya: sinetron/ film/ drama yang bertemakan cinta, lagu serta band-band yang melantunkan lagu-lagu bertema cinta dan masih banyak lagi lainnya. Sehingga sedikit banyak hal ini akan memberikan pengaruh kepada remaja.

Analisis
Hubungan sosial merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dan hubungan ini akan meningkat seiring dengan pertumbuhan manusia itu sendiri. pada masa kanak-kanak awal hubungan yang terbentuk adalah hubungan sosial dengan keluarga, kemudian pada masa kanak-kanak menengah sampai akhir, hubungan yang terbentuk adalah pertemanan sesama gender. Dan ketika remaja hubungan sosial yang terjadi adalah hubungan dengan lawan jenis dan hubungan romantis. Yang untuk selanjutnya hubungan romantis ini disebut sebagai pacaran. Pada masa ini remaja ingin diterima, diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis (Hurlock, 1999). Pada umumnya remaja tidak ingin dipisahkan dengan orang yang disukainya. Harapan remaja untuk tidak dipisahkan dengan orang yang dicintainya ini membuat mereka ingin mengekspresikan cinta dan rasa sukanya, dan akhirnya mereka juga ingin memiliki ikatan yang disebut pacaran.
Motif yang mendorong remaja untuk berpacaran sangat beragam, mulai dari untuk mencari status atau pengakuan, memilih dan menyeleksi pasangan, atau proses belajar tentang keakraban. Namun secara umum, ada dua faktor yang mendorong mereka berpacaran, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari diri remaja itu sendiri, sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan (teman-temannya). Namun, kebanyakan faktor eksternallah yang mempengaruhi perilaku berpacaran pada remaja. Mengapa hal ini bisa terjadi? (1) remaja berada dalam proses pencarian identitas, sehingga mereka suka mencoba hal-hal baru maupun mengikuti apa kata orang (2) remaja sangat membutuhkan pengakuan dari orang lain (3) kebanyakan remaja menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebayanya, sehingga pengaruh teman sebaya akan sangat berperan disini. selain itu, remaja sedang berada dalam tahap perkembangan dimana mereka membutuhkan menjalin hubungan yang lebih intim/ akrab dengan orang lain termasuk dengan lawan jenis seperti yang dikemukakan oleh Erik Erikson dalam tahap perkembangan psikososial yaitu intimacy and solidarity vs isolation.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates